Apakah Kepemimpinan itu
Suatu Gaya ??
Gaya kepemimpinan adalah
suatu gaya (style) yang digunakan oleh pemimpin dalam berhadapan dengan bawahan
yang berorientasi pada tugas dan pada anggota. (Stoner, 1992).
Hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa suatu pemimpin mempunyai gaya (style) atau tingkah laku
sendiri yang membedakan dirinya dan orang lain, begitu juga sifat, kebiasaan,
tempramen, watak dan kepribadian sendiri yang khas atau unik akan mewarnai
perilaku dan tipe kepemimpinannya. Fred Fliedler telah mengidentifikasikan tiga
dimensi kemungkinan yang mendefinisikan faktor situasional utama (kunci) yang
menemukan keefektifan kepemimpinan.
Robins (1996)
diterjemahkan oleh Hadyana Pujaatmaka memberikan gaya kepemimpinan dalam
hubungan pemimpin antara anggota, struktur tugas, dan kekuasaan jabatan. Semua
didefinisikan sebagai berikut:
· Hubungan Pemimpin – Anggota. Tingkat kenyakinan, kepercayaan
dan respek bawahan terhadap pemimpin mereka.
· Struktur Tugas. Sampai tingkat mana penugasan pekerjaan
diprosedurkan (yakni struktur atau tidak struktur)
· Kekuatan Posisi. Tingkat pengaruh yang dimiliki seorang
pemimpin ada variabel kekuasaan seperti mempekerjakan, memecat, mendisiplinkan,
mempromosikan dan menaikkan gaji.
Paul Hersey Ken Blanchard
telah mengembangkan suatu model kepemimpinan yang disebut teori kepemimpinan
situasional, yaitu suatu teori kemungkinan yang memusatkan perhatian pada
kesiapan para pengikut.
Kepemimpinan situasional
menggunakan dua dimensi kepemimpinan yaitu :
1. Perilaku Tugas
Perilaku tugas adalah
kadar sejauhmana pimpinan menyediakan arahan kepada orang-orang dengan
memberitahu mereka apa yang harus dilakukan, kapan melakukannya, dimana dan
bagaimana melakukannya. Hal ini berarti pemimpin menyusun tujuan dan menetapkan
peranan mereka.
2. Perilaku hubungan
Perilaku hubungan adalah
kadar sejauhmana pimpinan melakukan hubungan dua arah dengan orang-orangnya
seperti menyediakan dukungan, dorongan, gambaran-gambaran psikologi dan
memudahkan perilaku.
Dalam menerapkan suatu gaya kepemimpinan ada
anggapan bahwa tidak ada satupun gaya kepemimpinan yang dianggap paling sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan karena gaya
kepemimpinan pada situasi tertentu belum tentu sesuai dengan situasi lain.
Hersey dan Blanchard yang
diterjemahkan oleh Agus Dharma (1995) memberikan definisi tentang tingkat
kematangan bawahan yang terdiri dari dua dimensi sebagai berikut:
Kematangan pekerjaan
merupakan kemampuan dalam hal pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan
sesuatu. Orang-orang yang memiliki kematangan pekerjaan yang tinggi dalam
bidang tertentu memiliki pengetahuan kemampuan dan pengalaman untuk
melaksanakan tugas-tugas tertentu tanpa arahan dari orang lain.
Kematangan psikologis
merupakan kemauan untuk melakukan sesuatu. Hal inierat kaitannya dengan rasa
yakin dan berikatan, orang-orang yang sangat matang dalam bidang psikologis
tanggungjawab merupakan hal yang penting serta memiliki rasa yakin terhadap
diri sendiri dan mereka tidak memerlukan dorongan ekstensif untuk mau melakukan
hal-hal dalam bidang tersebut.
Menurut Sukanto (1982)
ada empat gaya kepemimpinan yaitu :
1) Tipe Direktif
Tipe ini ditandai dengan
adanya komunikasi satu arah. Pimpinan membatasi peran bawahan dengan
menunjukkan kepada bawahan apa, kapan, dimana, dan bagaiman suatu tugas yang
hasur dilaksanakan. Pelaksanaan pekerjaan diawasi dengan ketat oleh pimpinan.
2) Tipe Konsultatif
Pimpinan tipe ini masih
memberikan direktif yang cukup besar serta menetapkan keputusan-keputusan. Tipe
ini mempergunakan komunikasi dua arah dan memberikan suportif terhadap bawahan,
pimpinan mau mendengarkan saran dan keluhan bawahan mengenai keputusan yang
diambil. Pelaksanaan keputusan tetap ada pada pimpinan
3) Tipe Partisipatif
Kontrol atas pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan antara pimpinan dan bawahan dalam keadaan
seimbang. Pemimpin dan bawahan sama-sama terlibat dalam pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan yang ditandai dengan makin meningkatnya komunikasi dua
arah. Pimpinan makin mendengarkan secara presentif terhadap bawahannya.
Keikutsertaan bawahan dalam mengambil dan memecahkan masalah makin bertambah
karena pemimpin berpendapat bahwa bawahan memiliki kecakapan dan pengetahuan
yang cukup untuk penyelesaian tugas
4) Tipe Delegatif
Pemimpin mendiskusikan
masalah yang dihadapi dengan bawahan dan selanjutnya mendelegasikan pengambilan
keputusan seluruhnya kepada bawahan. Bawahan diberi wewenang untuk
menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan keputusannya sendiri. Sebab mereka
dianggap telah memiliki kecakapan dan dipercaya untuk memikul tanggungjawab
untuk mengarahkan dan mengelola dirinya sendiri.
# Fungsi dan Peran Kepemimpinan
Dalam sebuah organisasi,
pemimpin mempunyai fungsi dan peran yang sangat sentral. Fungsi dan peran
kepemimpinan yang digunakan oleh seorang pemimpin merupakan kekuatan utama
untuk menggerakkan sebuah organisasi.
Pemimpin yang efektif
mampu memberikan pengarahan terhadap usaha semua pekerja dalam pencapaian
tujuan organisasi. Tanpa pemimpin atau bimbingan, hubungan antara individu
dengan tujuan organisasi akan menjadi ,emah yang menjadikan suatu keadaan yang
mengandung berbagai harapan dimana para individu bekerja untuk mencapai
tujuannya sendiri, sementara keseluruhan organisasi berada dalam keadaan tidak
efisien dalam pencapaian tujuan.
Semua organisasi, baik
formal maupun informal selalu membutuhkan pelaksanaan fungsi-fungsi
kepemimpinan. Karena semuanya akan menentukan siapakah pemimpinnya dan siapa
pula yang akan dipimpin dalam suatu kegiatan organisasi.
Menurut James Stoner A
Fet.al yang dialih bahasakan oleh Alfonsus Sirait (1995) menyatakan bahwa
terdapat dua fungsi utama kepemimpinan sebagai berikut :
Fungsi pemecahan masalah
masalah atau fungsi yang bertalian dengan tujuan dapat mencakup fungsi memberi
saran pemecahan dan memberi informasi dan pendapat.
Fungsi pembinaan kelompok
atau fungsi sosial meliputi segala sesuatu yang membantu kelompok beroperasi
secara lebih lancar, termasuk mengenai ketidak sepakatan, dan memberi pujian
pada anggota lain dalam kelompok.
Dari kedua definisi
diatas, dapat disimpulkan bahwa fungsi kepemimpinan adalah membantu bawahan
baik dalam bentuk informasi, saran, pendapat maupun pemecahan masalah dalam
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Daftar Pustaka
Robbins, Stephen P.,
2001, Perilaku Organisasi, Jilid 1, Alih Bahasa oleh Hadyana Pujaatmaka dan
Benyamin Molan, Penyunting Tanty Tarigan, Edisi Kedelapan, PT. Prehallindo,
Jakarta
------------------, 2001,
Perilaku Organisasi, Jilid 2, Alih Bahasa oleh Hadyana Pujaatmaka dan Benyamin
Molan, Penyunting Tanty Tarigan, Edisi Kedelapan, PT. Prehallindo, Jakarta
------------------, 1994,
Teori Organisasi: Struktur, Desain dan Aplikasi, terjemahan oleh Udaya Yusuf,
Edisi Ketiga, Jakarta. Penerbit Arcan.
Gibson, James L., et.al.,
Organization : Behavior, Structure, Process, BPI, Plano
-------------------,
et.al., 1997, Organisasi, Alih Bahasa Djakarsih, Agus Dharma, Cetakan Ke
Sepuluh, Penerbit Erlangga, Jakarta
Agustian, Ary Ginanjar,
2003, ESQ, Cetakan ke Sepuluh, Penerbit Arga, Jakarta
-------------------,
2004, ESQ Power, Cetakan ke Enam, Penerbit Arga, Jakarta
Sulaksono, Hary, 2003,
Modul Kuliah Perilaku Organisasi, STE. Mandala-Jember, Tidak dipublikasikan.
Thoha, Miftah, 1993,
Perilaku Organisasi – Konsep Dasar dan Aplikasinya, Cetakan Ke Enam, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta
Nimran, Umar, 1999,
Perilaku Organisasi, Edisi Revisi, Cetakan Kedua, CV, Citra Media, Surabaya
Greenberg, J. &
Baron, R.A., 2000, Behavior in Organizations : Understanding and Managing the
Human Side or Work., 7th Edition, Upper Saddle River, NY : Prentice Hall.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar