Publikasi Malcolm Knowles,
lewat bukunya The Adult Leaner adalah model andragogi sebagai teori belajar
yang tepat untuk orang dewasa.
Empat konsepsi pokok andragogi yang tertuang dalam buku tersebut antara lain :
- Perubahan dalam konsep diri (self concept), yaitu seseorang tumbuh dan matang konsep dirinya bergerak
dari ketergantungan total menuju ke pengarahan diri alias mandiri.
- Peranan pengalaman, individu tumbuh matang dan mengumpulkan banyak pengalaman,
dalam hal ini menyebabkan dirinya menjadi sumber belajar yang kaya dan
pada waktu yang sama memberikan dasar yang luas untuk belajar sesuatu yang
baru.
- Kesiapan belajar, tiap individu menjadi matang maka belajar kurang ditentukan
oleh paksaan akademik dan perkembangan biologiknya, tetapi lebih
ditentukan oleh tuntutan tugas perkembangan untuk peranan sosialnya.
- Orientasi belajar, orang dewasa berkecenderungan memiliki orientasi belajar
yang berpusat pada pemecahan problem-problem kehidupan (problem centered
orientation).
Langkah-langkah agar
menjadi mahasiswa yang berkualitas dapat dilakukan dengan mengetahui informasi
lebih awal, adanya kesadaran waktu, pergaulan dan kegiatan (sosialisasi) dan
pendewasaan berpikir. Oleh karena itulah setiap kampus perguruan tinggi punya
peran masing-masing dalam membentuk mahasiswanya baik melalui kegiatan,
pergaulan maupun pembelajaran-pembelajaran yang tidak diperoleh di dalam kelas.
Lebih bersifat ke arah pengembangan diri daripada pengembangan akademis.
Sebagai mahasiswa yang
diharapkan mampu menjadi generasi penerus pemimpin bangsa, maka dalam setiap
aktivitas akademik maupun non akademik tetap mengutamakan rasa tanggung jawab
baik belajar dan kreativitasnya.
Ciri-ciri belajar :
- mudah menangkap dan mamahami pelajaran
– mudah mengingat dan mengingatkan
– memiliki perbendaharaan kata yang bervariasi
– penalaran dan pola pikir yang tajam
– daya konsentrasi yang baik
– berpengalaman luas
– senang membaca
– mampu mengungkapkan pikiran secara lisan atau tertulis
– mampu mengamati dengan jelas terhadap setiap perubahan
– rasa ingin tahu yang tinggi
– mampu mengidentifikasi masalah, merumuskan hipotesis, menguji gagasan, mencapai kesimpulan
– mudah mengingat dan mengingatkan
– memiliki perbendaharaan kata yang bervariasi
– penalaran dan pola pikir yang tajam
– daya konsentrasi yang baik
– berpengalaman luas
– senang membaca
– mampu mengungkapkan pikiran secara lisan atau tertulis
– mampu mengamati dengan jelas terhadap setiap perubahan
– rasa ingin tahu yang tinggi
– mampu mengidentifikasi masalah, merumuskan hipotesis, menguji gagasan, mencapai kesimpulan
Ciri-ciri bertanggung jawab :
- tekun menghadapi tugas dengan tuntas
– ulet, pantang menyerah dan putus asa
– mampu berprestasi mandiri
– selalu ingin mendalami pengetahuan
– berusaha berprestasi lebih baik
– senang dan rajin belajar
– menghadapi masalah dengan kedewasaan
– cepat bosan dengan tugas rutin
– mampu mempertahankan pendapat
– menunda kepuasan sesaat untuk mencapai tujuan lebih baik di kemudian hari
– ulet, pantang menyerah dan putus asa
– mampu berprestasi mandiri
– selalu ingin mendalami pengetahuan
– berusaha berprestasi lebih baik
– senang dan rajin belajar
– menghadapi masalah dengan kedewasaan
– cepat bosan dengan tugas rutin
– mampu mempertahankan pendapat
– menunda kepuasan sesaat untuk mencapai tujuan lebih baik di kemudian hari
Ciri-ciri kreatif :
- memiliki rasa ingin tahu yang dalam
– sering mengajukan pertanyaan yang berbobot
– banyak memberi gagasan positif
– mampu berpendapat secara spontan
– menonjol dalam satu bidang studi
– sulit dipengaruhi oleh pendapat orang lain
– mempunyai rasa humor
– mempunyai daya imajinasi
– mempunyai ide-ide cemerlang dan bermanfaat bagi orang banyak
– mampu mengajukan pikiran, gagasan, dan pendapat yang berbeda dengan orang lain
– sering mengajukan pertanyaan yang berbobot
– banyak memberi gagasan positif
– mampu berpendapat secara spontan
– menonjol dalam satu bidang studi
– sulit dipengaruhi oleh pendapat orang lain
– mempunyai rasa humor
– mempunyai daya imajinasi
– mempunyai ide-ide cemerlang dan bermanfaat bagi orang banyak
– mampu mengajukan pikiran, gagasan, dan pendapat yang berbeda dengan orang lain
Untuk menjadi mahasiswa
yang sukses secara akademis ada beberapa jurus yang dapat dipergunakan dalam
kaitannya dengan konsep andragogi seperti yang telah dipaparkan di atas.
Jurus-jurus tersebut diantaranya adalah :
- Keteraturan,
kiatnya adalah dengan membuat catatan ringkas, rapi dan jelas agar belajar
menjadi mudah. Berpikir dan bekerja teratur sehingga dapat mengerti dan
meguasai ilmu yang didapat.
- Disiplin belajar, dalam ini perlu ditanamkan niat yang kuat, serta keteguhan
hati dan tekad untuk membiasakan diri dalam belajar sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan. Membiasakan disiplin bisa menjadi proses
pembentukan watak dan pribadi yag baik.
- Konsentrasi dan manajeman waktu yang baik, yaitu memusatkan pikiran tentang pokok suatu masalah yang
dihadapi, termasuk ketika menghadapi ujian maupun dalam menyelesaikan
tugas-tugas. Selain itu konsen pula dalam mengembangkan minat, memperluas
cakrawala serta sosialisasi dalam berbagai macam aktivitas dengan
mengelola waktu yang tersedia.
- Memanfaatkan perpustakaan sebagai pendukung dalam belajar, seperti kita ketahui bersama bahwa perpustakaan adalah
pusat informasi dan sumber ilmu pengetahuan yang tidak dapat
dikesampingkan keberadaannya terutama dalam dunia pendidikan. Ada sebuah
ungkapan yang menyatakan bahwa perpustakaan adalah jantungnya pendidikan,
dan perpustakaan dapat dijadikan sebagai tolak ukur kemajuan peradaban
suatu bangsa.
Tak hanya mahasiswa di
lingkup perguruan tinggi saja yang dapat menerapkan konsep andragogi dalam
belajar, namun para pelajar dan masyarakat pada umumnya pun dapat menerapkan
konsep tersebut sebagai bentuk kemandirian.
Andragogi (Andragogy),
terdiri dari strategi belajar yang terfokus pada orang dewasa. Hal ini sering
diartikan sebagai proses melibatkan siswa atau pembelajar dewasa dengan
struktur belajar pengalaman. Awalnya digunakan oleh Alexander Kapp
(pendidik Jerman) pada tahun 1833, Andragogi dikembangkan menjadi sebuah teori
pendidikan orang dewasa oleh pendidik Amerika Malcolm Knowles.
Knowles menegaskan bahwa Andragogi
(Yunani: “Orang-terkemuka”) harus dibedakan dari pedagogi lebih sering
digunakan (bahasa Yunani: “anak-terkemuka”).
teori
Knowles ‘dapat dinyatakan dengan enam asumsi yang berhubungan dengan motivasi
belajar orang dewasa:
- Orang
dewasa perlu mengetahui alasan untuk belajar sesuatu (Harus Tahu)
- Pengalaman
(termasuk kesalahan) menyediakan dasar untuk kegiatan belajar
(Foundation).
- Orang
dewasa harus bertanggung jawab atas keputusan mereka untuk pendidikan,
keterlibatan dalam perencanaan dan evaluasi instruksi mereka
(Self-konsep).
- Orang
dewasa yang paling tertarik untuk belajar mata pelajaran memiliki
relevansi langsung dengan pekerjaan mereka dan / atau kehidupan pribadi
(Kesiapan).
- belajar
dewasa adalah masalah-berpusat daripada konten berorientasi (Orientasi).
- Orang
Dewasa merespon lebih baik untuk motivator internal versus eksternal
(Motivasi).
Istilahandragogi ini
telah digunakan oleh beberapa untuk memungkinkan diskusi tentang kontras antara
mandiri dan ‘mengajar’ pendidikan.
Keanekaragaman dan generalisasi
Keanekaragaman dan generalisasi
peserta
didik dewasa adalah sangat beragam [contoh diperlukan] kelompok. Mahasiswa
pascasarjana di bidang kedokteran atau fisika dapat merespon secara berbeda
[contoh diperlukan] dari mahasiswa MBA eksekutif atau orang dewasa kembali
untuk menyelesaikan ijazah sekolah tinggi. teori Knowles mungkin tidak berlaku
bagi banyak kelompok siswa dewasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar