Minggu, 03 Juni 2012

Self confidance *_*

             Self confidence atau percaya diri adalah sejauhmana anda punya keyakinan terhadap penilaian anda atas kemampuan anda dan sejauh mana anda bisa merasakan adanya “kepantasan” untuk berhasil. Ignoffo (1999) secara sederhana mendefenisikan self confidence berarti memiliki keyakinan terhadap diri sendiri. Menurut Neill (dalam Hadi & Putri, 2005) self confidence adalah kombinasi dari self esteem dan self-efficacy.


               Self confidence adalah sikap positif seorang individu yang merasa memiliki kompetensi atau kemampuan untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap dirinya maupun lingkungan (Jacinta, 2002). Menurut Hasan (2004) menyatakan self confidence adalah percaya akan kemampuan sendiri yang memadai dan menyadari kemampuan yang dimiliki, serta dapat memanfaatkan secara tepat.
Lauster (dalam Fasikhah, 1994), menyatakan bahwa self confidence merupakan suatu sikap atau perasaan yakin atas kemampuan diri sendiri sehingga orang yang bersangkutan tidak terlalu cemas dalam tindakan-tindakannya, dapat merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang disukainya dan bertanggung jawab atas perbuatannya, hangat dan sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, dapat menerima dan menghargai orang lain, memiliki dorongan untuk berprestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangannya.
Menurut Uqshari (2005) self confidence adalah keyakinan seorang individu akan kemampuan yang dimiliki sehingga merasa puas dengan keadaan dirinya. Bandura (dalam Sakinah, 2005) mendefenisikan self confidence sebagai suatu keyakinan seseorang yang mampu berperilaku sesuai dengan yang diharapkan dan diinginkan. Sedangkan Breneche dan Amich (dalam Kumara, 1988) self confidence merupakan suatu perasaan cukup aman dan tahu apa yang dibutuhkan dalam kehidupannya sehingga tidak perlu membandingkan dirinya dengan orang lain dalam menentukan standar, karena ia selalu dapat menentukan sendiri.
Coopersmith (dalam Nazwali, 1996) menjelaskan bahwa ketika individu lebih aktif, mempunyai perilaku yang bertujuan, bersemangat dalam menjalankan kehidupan sehari-hari baik yang bersifat individual maupun yang bersifat kelompok cenderung memiliki self confidence yang tinggi. Sedangkan menurut Hakim (2002) menjelaskan self confidence yaitu sebagai suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk dapat mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya.
         Self confidence bukan merupakan sesuatu yang sifatnya bawaan tetapi merupakan sesuatu yang terbentuk dari interaksi. Waterman (dalam Sakinah, 2005) mengatakan bahwa untuk menumbuhkan self confidence diperlukan situasi yang memberikan kesempatan untuk berkompetisi, karena menurut Markus dan Wurf (dalam Sakinah, 2005) seseorang belajar tentang dirinya sendiri melalui interaksi langsung dan komparasi sosial. Dari interaksi langsung dengan orang lain akan diperoleh informasi tentang diri dan dengan melakukan komparasi sosial seseorang dapat menilai dirinya sendiri bila dibandingkan dengan orang lain. Seseorang akan dapat memahami diri sendiri dan akan tahu siapa dirinya yang kemudian akan berkembang menjadi percaya diri atau self confidence. 
Jadi dapat disimpulkan bahwa self confidence adalah perasaan yakin akan kemampuan diri sendiri yang mencakup penilaian dan penerimaan yang baik terhadap dirinya secara utuh, bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh orang lain sehingga individu dapat diterima oleh orang lain maupun lingkungannya. Penerimaan ini meliputi penerimaan secara fisik dan psikis. Perilaku yang menunjukkan keyakinan pada kemampuan dan penilaian diri sendiri yang sering muncul dalam berbagai situasi untuk menghasilkan kinerja yang lebih unggul.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Self Confidence
  
Menurut Iswidharmanjaya (2007) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi self confidence, yaitu:

1. Orang tua --- Dalam hal informasi dan cermin tentang diri seseorang, orang tua memegang peranan yang paling istimewa. Jika orang tua secara tulus dan konsisten menunjukkan cinta dan sayang maka akan memberikan pandangan kepada anak bahwa dia pantas dicintai baik oleh orang lain maupun oleh dirinya sendiri. Sebaliknya, jika orang tua tidak memberikan kehangatan, penerimaan dan cinta dalam hubungan dengan anak, maka anak akan tumbuh dengan rasa percaya diri yang kurang. Penilaian yang diberikan oleh orang tua sebagian besar akan menjadi penilaian yang dipegang oleh anak. Harapan orang tua akan menjadi masukan ke dalam cita-cita anak. Jika anak tidak mampu memenuhi harapan-harapan itu, maka ada kemungkinan anak akan mengembangkan rasa tidak berguna dan percaya diri yang rendah.

2. Saudara sekandung --- Hubungan dengan saudara kandung juga penting dalam pembentukan rasa percaya diri. Anak sulung yang diperlakukan seperti pemimpin oleh adik-adiknya dan mendapat banyak kesempatan untuk berperan sebagai penasehat, mendapat banyak keuntungan untuk mengembangkan rasa percaya dirinya. Sedangkan anak bungsu mungkin mengalami hal yang berlawanan. Mungkin dia terus menerus dianggap dan diperlakukan sebagai anak kecil, akibatnya self confidence berkembang amat lambat bahkan sulit tumbuh.

3. Sekolah --- Siswa yang sering mendapat perlakuan buruk (dihukum dan ditegur) cenderung lebih sulit mengembangkan rasa percaya dirinya. Sebaliknya siswa yang banyak dipuji, mendapat penghargaan, dan diberi hadiah cenderung mempunyai self confidence yang tinggi.

4. Teman sebaya --- Dalam pergaulan dengan teman-teman, apakah kita disenangi, dikagumi, dan dihormati atau tidak, ikut menentukan dalam pembentukan rasa percaya diri seseorang. Penerimaan dan perlakuan yang baik oleh teman sebaya akan menimbulkan rasa percaya diri dalam diri seseorang. Sebaliknya, penolakan oleh teman sebaya menyebabkan seseorang akan menarik diri dan merasa bahwa dirinya memiliki banyak kekurangan sehingga tidak pantas untuk bergaul dengan teman-teman yang lain. Dengan demikian, lama kelamaan percaya diri akan menghilang. Jadi, untuk dapat diterima dalam pergaulan seorang remaja cenderung untuk bertingkah laku sesuai dengan perilaku teman sekelompoknya.

5. Masyarakat --- Sebagai anggota masyarakat kita dituntut untuk bertindak menurut cara dan norma dalam masyarakat. Semakin mampu seseorang memenuhi norma dan diterima oleh masyarakat, maka percaya dirinya akan semakin berkembang. Self confidence atau percaya diri seseorang juga dipengaruhi oleh penilaian yang diberikan oleh masyarakat. Jika seseorang sudah dicap jelek, maka akan sulit baginya untuk mengubahnya.

6. Pengalaman --- Banyak pandangan mengenai diri seseorang yang dipengaruhi oleh pengalaman, keberhasilan, dan kegagalan yang dialami. Keberhasilan akan memudahkan seseorang untuk mengembangkan self confidence sedangkan kegagalan dapat menghambat pengembangan percaya diri.
Selain itu Iswidharmanjaya (dalam Yulianti, 2007) menyatakan ada tiga faktor yang mempengaruhi timbulnya self confidence, yaitu:

7. Proses belajar --- Untuk menumbuhkan rasa percaya diri dirasakan sejak usia dini. Pola asuh yang diberikan orang tua memiliki peranan yang besar dalam menumbuhkan percaya diri anak. Pola asuh yang diberikan meliputi kasih sayang, perhatian, penerimaan, serta yang paling penting adalah kelekatan emosi dengan orang tua secara tulus. Dengan adanya kehangatan dan asuhan dari orang tua, rasa percaya diri anak akan mulai bersemi. Kalau anak merasa dirinya berharga dan bernilai dimata orang tuanya, akan cenderung manjadi anak yang semakin percaya diri. Selain pola asuh, perilaku orang tua juga memiliki peran dalam proses pembentukan sikap percaya diri, karena biasanya anak yang masih kecil akan menirukan apa yang diperbuat oleh orang tuanya. Sebaliknya orang tua yang kurang memberikan perhatian, suka mengkritik, tidak pernah memberikan pujian ataupun tidak pernah puas melihat prestasi anaknya akan menurunkan percaya diri anaknya.

8. Konsep diri --- Untuk menjadi pribadi yang memiliki percaya diri, seorang individu membutuhkan konsep diri yang positif. Konsep diri adalah gambaran yang dipegang seseorang menyangkut dirinya sendiri. Jika seorang individu sudah mengenal keadaan dirinya dan dapat menerima kelebihan dan kekurangan yang dimiliki maka individu tersebut akan memiliki percaya diri yang baik.

9. Interaksi dengan lingkungan --- Seseorang akan belajar mengenai diri sendiri melalui interaksi langsung dengan orang lain. Dengan berinteraksi, seorang individu akan memperoleh informasi mengenai dirinya dari orang lain. Tetapi jika tidak ada orang lain yang menilai maka individu tersebut tidak mengenal dirinya lebih dalam.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar