PAEDAGOGI
Ketika memasuki abad ke-21, sudah banyak orang yang tertarik
untuk mendiskusikan paedagogi, bahkan diberi nama “Paedagogi Abad ke-21″
(Progressive Pedagogy). Paedagogi tidak hanay berbicara mengenai seni dan ilmu
mengajar, melainkan juga mendorong orang untuk melakukan redesain dan pemahaman
ulang atas bagaimana menggunakannya untuk merumuskan kurikulum yang sesuai
dengan kebutuhan siswa dan kemajuan zaman. Makanya ada penelitian paedagogis.
Menurut Carpenter (2001), ada dua fungsi dari penelitian
paedagogis, yaitu:
Untuk menghasilkan pengetahuan tentang pengajaran dan
pembelajaran. (melahirkan paedagogi teoritis)
Untuk memungkinkan guru atau pendidik memahami, menjelaskan,
membela, membenarkan, dan bila perlu memodifikasi paedagogi. (menghasilkan
paedagogi praktis)
Penelitian ini secara sadar maupun tidak sadar dilakukan
oleh banyak guru. Namun, tidak semua guru dapat menimba pengalaman baru
terhadap penelitiannya karena:
Informasi yang berlebihan.
Kurangnya waktu untuk berbagi pengetahuan.
Tidak menggunakan teknologi untuk berbagi pengetahuan secara
efektif.
Kesulitan menangkap pengetahuan yang diperoleh.
Adanya pengekangan terhadap kreativitas.
Pendidikan dalam arti khusus
Pedagogik merupakan kajian pendidikan. Secara etimologi
berasal dari kata Yunani “paedos”, yang berarti anak laki-laki dan “agogos”
artinya mengantar, membimbing. Jadi pedagogik secara harfiah berarti pembantu
anak laki-laki pada jaman Yunani kuno, yang pekerjaannya mengantarkan anak
majikannya ke sekolah. Kemudian secara kiasan, pedagogik ialah seorang ahli,
yang membimbing anak ke arah tujuan hidup tertentu. Menurut Prof. Dr. J.
Hoogveld (Belanda) pedagogik adalah ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak
ke arah tujuan tertentu, yaitu supaya kelak ia “mampu secara mandiri
menyelesaikan tugas hidupnya”. Jadi pedagogik adalah Ilmu Pendidikan Anak
Langveld (1980) membedakan istilah “pedagogik” dengan istilah “pedagogi”.
Pedagogik diartikan dengan ilmu pendidikan, lebih menitik beratkan kepada
pemikiran, perenungan tentang pendidikan. Suatu pemikiran bagaimana kita
membimbing anak , mendidik anak. Sedangkan istilah pedagogi berarti pendidikan,
yang lebih menekankan kepada praktek, menyangkut kegiatan mendidik, kegiatan
membimbing anak. Pedagogik merupakan suatu teori yang secara teliti, kritis dan
objektif mengembangkan konsep-konsepnya mengenai hakekat manusia, hakekat anak,
hakekat tujuan pendidikan serta hakekat proses pendidikan
Dalam bahasa Inggris
istilah pendidikan digunakan kata “education”, biasanya istilah tersebut
dihubungkan dengan pendidikan di sekolah, dengan alasan, bahwa di sekolah
tempatnya anak dididik oleh para ahli yang khusus mengalami pendidikan dan
latihan sebagai profesi. Kata education berhubungan dengan kata Latin “educere”
yang berarti “mengeluarkan suatu kemampuan”
(e = Keluar, ducere = yang
memimpin), jadi berarti membimbing untuk mengeluarkan suatu kemampuan yang
tersimpan dalam diri anak. Kata “educere” kita temukan dalam kata konduktor,
yaitu seseorang yang “memimpin kereta api dalam perjalanan (kondektur)”. Dalam
ilmu listrik, konduktor ialah bahan (biasanya logam) yang dapat “membawa aliran
listrik. Dalam bahasa Belanda kita temukan untuk pendidikan akta “opvoeden” (op
= ke atas, voeden = memberi makan) disini memberi makan diambil kiasannya,
yaitu memberi makanan rohani untuk meningkatkan kecakapan dan derajat seorang
anak. Dalam bahasa Jerman untuk mendidik dipakai kata “orziehen” (or = keatas,
ziehen = menarik) jadi “orziehen” yang berarti “menarik keatas” menggambarkan
secara kiasan, bahwa mendidik itu meningkatkan (menarik keatas) kecakapan dan
derajat seseorang. Dalam arti khusus, Langeveld mengemukakan bahwa pendidikan
adalah bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa
untuk mencapai kedewasaannya. Ahmadi dan Uhbiyati (1991) mengemukakan beberapa
definisi pendidikan sebagai berikut :
a. Menurut Prof.
Hoogeveld, mendidik adalah membantu anak supaya anak itu kelak cakap
menyelesaikan tugas hidupnya atas tanggung jawab sendiri.
b. Menurut Prof. S. Brojonegoro, mendidik berarti memberi
tuntutan kepada manusia yang belum dewasa dalam pertumbuhan dan perkembangan,
sampai tercapainya kedewasaan dalam arti rohani dan jasmani.
Pedagogik
c. Menurut Ki Hajar Dewantara, mendidik adalah menuntun
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan
sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya.
Jadi pendidikan dalam arti khusus hanya dibatasi sebagai
usaha orang dewasa dalam membimbing anak yang belum dewasa untuk mencapai
kedewasaannya. Setelah anak menjadi dewasa dengan segala cirinya, maka
pendidikan dianggap selesai. Pendidikan dalam arti khusus ini menggambarkan
upaya pendidikan yang terpusat dalam lingkungan keluarga, dalam arti tanggung
jawab keluarga. Hal tersebut lebih jelas dikemukakan oleh Drijarkara (Ahmadi,
Uhbiyati, 1991) bahwa
a. Pendidikan adalah hidup bersama dalam kesatuan tritunggal
ayah – ibu – anak, dimana terjadi pemanusiaan anak. Dia berproses untuk
memanusiakan sendiri sebagai manusia purnawan.
b. Pendidikan adalah hidup bersama dalam kesatuan tritunggal
ayah – ibu – anak, dimana terjadi pembudayaan anak. Dia berproses untuk
akhirnya membudaya sendiri sebagai manusia purnawan
c. Pendidikan adalah hidup bersama dalam kesatuan tritunggal
ayah – ibu – anak, dimana terjadi pelaksanaan nilai-nilai, dengan mana dia
berproses untuk akhirnya bisa melaksanakan sendiri sebagai manusia purnawan.
Menurut Drijarkara, pendidikan secara prinsip adalah
berlangsung dalam lingkungan keluarga. Pendidikan merupakan tanggung jawab
orang tua, yaitu ayah dan ibu yang merupakan figur sentral dalam pendidikan.
Ayah dan Ibu bertanggung jawab untuk membantu memanusiakan, membudayakan, dan menanamkan
nilai-nilai terhadap anak-anaknya. Bimbingan dan bantuan ayah dan ibu tersebut
akan berakhir apabila sang anak menjadi dewasa, menjadi manusia sempurna atau
manusia purnawan (dewasa)
Pedagogik(1), Drs . Uyoh Sadulloh, M.Pd 5
Rumah Ilmu Indonesia |www.rezaervani.com –
http://groups.yahoo.com/group/rezaervani
Dari uraian diatas, pedagogik pembahasannya terbatas pada
anak, jadi yang menjadi objek kajian pedagogik adalah pergaulan pendidikan
antara orang dewasa dengan anak yang belum dewasa, menurut Langeveld disebut
“situasi pendidikan”. Jadi proses pendidikan menurut pedagogik berlangsung
sejak anak lahir sampai anak mencapai dewasa (pengertian dewasa akan dijelaskan
pada bagian pembahasan tujuan pendidikan). Pendidik dalam hal ini bisa orang
tua dan/atau guru yang fungsinya sebagai pengganti orang tua, membimbing anak
yang belum dewasa mengantarkannya untuk dapat hidup mandiri, agar anak dapat
menjadi dirinya sendiri.
Refernsi : Danim, Sudarwan. (2010). Pedagogi, Andragogi dan Heutagogi., Bandung: Alfabeta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar